DASAR-DASAR PENDIDIKAN JASMANI
A.
PENDAHULUAN
Istilah pendidikan jasmani yang telah dikenal pada tahun 1950-an di
Indonesia, cukup lama menghilang dari wacana, terutama sejak tahun 1960-an,
tatkala istilah itu diganti dengan istilah olahraga. Dampak dari perubahan
tersebut sangat luas dan mendalam, terutama terhadap struktur dan isi kurikulum
di semua jenjang pendidikan sekolah. Kesalahpahaman juga terjadi terhadap makna
kedua istilah itu, karena hamper selalu hanya dikaitkan dengan kepentingan
pembinaan fisik, seperti tujuan berprestasi atau sebatas pencapaian derajat
kebugaran jasmani.Konsep dasar pendidikan jasmani dapat di pandang dari 3
(tiga) aspek yakni sejarah, pandangan filsafat, dan bukti-bukti ilmiah.
Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang ingin diharapkan bersifat
menyeluruh, meliputi aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral.
Begitudekat pula tujuannya untuk pembinaan
kesehatan dan kesadaran tentang lingkunganhidup
B. PERSPEKTIF
SEJARAH
Upaya pembaharuan pendidikan jasmani,
yang terpayungi dalam kerangka system pendidikan nasional, berlangsung dalam
sebuah bentangan pergulatan antara dorongan untuk berubah dalam kesinambungan.
Kebijakan publik dalam pembinaan olahraga, yang tercermin dalam kepentingan
nasional, berupa prestise dan kebanggaan nasional untuk membangun percaya diri
bangsa selama era pemerintahan Bung Karno dalam kerangka atau selama era dalam
pemerintahan Soeharto selama 32 tahun terakhir, sangat kuat mempengaruhi arah,
isi dan pengelolaan olahraga pada umumnya dan pendidikan jasmani pada
khususnya.
Pasang surut keolahragaan
nasional, yang telah merasuki kehidupan bangsa Indonesia sejak pra kemerdekaan,
memang banyak dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan faktor politik. Namun
kelebihan dan kekurangan kebijakan pemerintah yang diluncurkan merupakan
respons nyata yang diposisikan bapak bangsa dan pemerintah untuk menjawab
tantangan zaman pada masa itu.
Untuk menjawab tantangan
berupa gerak perubahan dinamik yang dibangkitkan oleh globalisasi yang
menempatkan pembangunan modal manusia dan modal social dalam kedudukan
strategis, maka arah pembaharuan pendidikan jasmani adalah untuk mendukung
pembaharuan pendidikan pada umumnya.
Konsep pendidikan jasmani
erat kaitannya dengan pendidikan rekreasi, dan pendidikan kesehatan, yang
menghasilkan bidang studi Penjaskes, perpaduan antara pendidikan jasmani dan
pendidikan kesehatan dengan titik persamaan dalam tujuan terbentuknya gaya
hidup aktif sepanjang hayat untuk mencapai kesehatan. Meskipun demikian
pebelajaran Penjaskes menjadi tidak menentu dalam hal substansi dan tujuan,
persaingan dalam alokasi bagi penyampaian substansi dan akhirnya menggiring
guru-guru hanya sekedar menyampaikan informasi dan bahkan pengetahuan yang
tidak fungsional atau teori sebagai ganti kegiatan praktik. Masalah lainnya
terjadi pada evaluasi yang hanya samapai pada pengukuran kemampuan kognitif
paling rendah. Pengajaran terpadu tidak mampu diterapkan oleh guru-guru penjas
mengaktualisasi konsep Penjaskes tersebut.
Pendidikan jasmani pada
hakekatnya merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani sebagai alat
untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang ingin diharapkan bersifat
menyeluruh, meliputi aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral.
Begitu dekat pula tujuannya untuk pembinaan kesehatan dan kesadaran tentang
lingkungan hidup.
Dari sejarah tersebut,
aktivitas jasmani seperti dalam bentuk kegiatan bermain merupakan alat utama
pendidikan. Para pendidik dan filosof percaya bahwa kegiatan itu sangat efektif
untuk menumbuhkembangkan keseluruhan potensi peserta didik. Konsep ini telah
dirintis penerapannya melalui UU pendidikan tahun 1950-an, yang kemudian sempat
luntur akibat perubahan kebijakan. Kini kita berusaha untuk kembali ke asal,
memposisikan pendidikan jasmani sebagai alat pendidikan yang dapat diandalkan.
C.
Definisi Pendidikan Secara Umum
Definisi
Pendidikan Secara Umum Menurut Tokoh- Tokoh Pendidikan Kata
pendidikan Berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata “paid” artinya anak dan
“agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat diartikan
sebagai “ilmu dan seni mengajar anak. Namun pendidikan juga memiliki pengertian
sendiri menurut para ahli, yaitu:
Ø Langefeld
mengatakan mendidik adalah membimbing anak dalam mencapai Kedewasaan
Ø Heageveld
mengatakan mendidik adalah membantu anak dalam mencapai Kedewasaan
Ø Bojonegoro
mengartikan mendidik adalah memeri tuntunan kepada manusia yang belum dewasa
dalam pertumbuhan dan perkembangannya sampai tercapai kedewasaan
Ø Ki Hajar Dewantara
mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran
serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan
menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya
Ø Rosseau mengatakan
mendidik adalah memberikan pembekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, tapi
dibutuhkan pada masa dewasa.
Ø Darmaningtyas mengatakan
tentang difinisi pendidikan yaitu pendidikan sebagai usaha dasar dan sistematis
untuk mencapai taraf hidup dan kemajuan yang lebih baik.
Ø Paulo Freire
ia mengatakan, pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan yang permanen dan
terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah masa dimana manusia menjadi sadar
akan pembebasan mereka, damana melalui praksis mengubah keadaan itu. Tahap
kedua dibangun atas tahap yang pertama, dan merupakan sebuah proses tindakan
kultural yang membebaskan.
Ø Ivan Illc
mengatakan pendidikan adalah pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup.
Ø Edgar Dalle
mengartikan pendidikan adalah usaha sadar yang sistematis dalam mengembangkan
seluruh potensi yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang
seutuhnya.
Ø Hartoto
mengartikan pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis, dan
terus-menerus dalam upaya memanusiakan
Ø Ngalim Purwanto
mengartikan pendidikan adalah segala urusan orang dewasa dalam pergaulannya
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah
kedewasaan
Ø Kesimpuan
Zandra Dwanita Widodo dari seluruh tokoh pendidikan tentang arti dari
pendidikan secara umum yaitu pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai
daya upaya yang sadar, terencana, sistematis, dan terus menerus untuk mencapai
taraf hidup dan kemajuan yang lebih baik .
D.
Definisi
Pendidikan Jasmani Menurut Tokoh- Tokoh Pendidikan Jasmani
Istilah pendidikan
jasmani berawal dari Amerika Serikat berawal dari istilah gymnastics, hygiene,
dan physical culture Siedentop (1972).Berikut pengertian pendidikan jasmani
menurut ahli :
Ø Cholik Mutohir (Cholik Mutohir,
1992).
Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala
kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi
jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat
dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang
intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam
rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
Pancasila.
Ø Nixon and Cozens (1963: 51)
Mengemukakan bahwa pendidikan jasmani didefinisikan
sebagai fase dari seluruh proses pendidikan yang berhubungan dengan aktivitas
dan respons otot yang giat dan berkaitan dengan perubahan yang dihasilkan
individu dari respons tersebut.
Ø Dauer dan Pangrazi (1989: 1)
Mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah fase
dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama
melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk
tiap anak. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui
gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna
bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan
perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu
psikomotor, kognitif, dan afektif.
Ø Bucher, (1979).
Mengemukakan pendidikan jasmani merupakan bagian
integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, adalah proses
pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan
emosional.
Ø Ateng (1993)
Mengemukakan; pendidikan jasmani merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani
yang bertujuan mengembangkan secara organik, neuromuskuler, intelektual dan
emosional.
Ø Siedentop (1991),
Seorang pakar pendidikan jasmani dari Amerika
Serikat, mengatakan bahwa dewasa ini pendidikan jasmani dapat diterima secara
luas sebagai model “pendidikan melalui aktivitas jasmani”, yang berkembang
sebagai akibat dari merebaknya telaahan pendidikan gerak pada akhir abad ke-20
ini dan menekankan pada kebugaran jasmani, penguasaan keterampilan,
pengetahuan, dan perkembangan sosial. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa:
"pendidikan jasmani adalah pendidikan dari, tentang, dan melalui aktivitas
jasmani".
Ø Jesse Feiring Williams (1999; dalam
Freeman, 2001)
Pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani
manusiawi yang terpilih sehingga dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan. Pengertian ini didukung oleh adanya pemahaman bahwa:
Manakalah pikiran (mental) dan tubuh disebut sebagai
dua unsur yang terpisah, pendidikan, pendidikan jasmani yang menekankan
pendidikan fisikal... melalui pemahaman sisi kealamiahan fitrah manusia ketika
sisi keutuhan individu adalah suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri,
pendidikan jasmani diartikan sebagai pendidikan melalui fisikal. Pemahaman ini
menunjukkan bahwa pendidikan jasmani juga terkait dengan respon emosional,
hubungan personal, perilaku kelompok, pembelajaran mental, intelektual,
emosional, dan estetika.’ Pendidikan melalui fisikal maksudnya adalah
pendidikan melalui aktivitas fisikal (aktivitas jasmani), tujuannya mencakup
semua aspek perkembangan kependidikan, termasuk pertumbuhan mental, sosial
siswa. Manakala tubuh sedang ditingkatkan secara fisik, pikiran (mental) harus
dibelajarkan dan dikembangkan, dan selain itu perlu pula berdampak pada
perkembangan sosial, seperti belajar bekerjasama dengan siswa lain.
Ø Rink (1985)
Mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai
"pendidikan melalui fisikal", seperti:
‘Kontribusi unik pendidikan jasmani terhadap pendidikan secara umum adalah perkembangan tubuh yang menyeluruh melalui aktivitas jasmani. Ketika aktivitas jasmani ini dipandu oleh para guru yang kompeten, maka basil berupa perkembangan utuh insani menyertai perkembangan fisikal-nya. Hal ini hanya dapat dicapai ketika aktivitas jasmani menjadi budaya dan kebiasaan jasmani atau pelatihan jasmani.’ Pendapat lain namun dalam ungkapan yang senada, seperti diungkapkan.
‘Kontribusi unik pendidikan jasmani terhadap pendidikan secara umum adalah perkembangan tubuh yang menyeluruh melalui aktivitas jasmani. Ketika aktivitas jasmani ini dipandu oleh para guru yang kompeten, maka basil berupa perkembangan utuh insani menyertai perkembangan fisikal-nya. Hal ini hanya dapat dicapai ketika aktivitas jasmani menjadi budaya dan kebiasaan jasmani atau pelatihan jasmani.’ Pendapat lain namun dalam ungkapan yang senada, seperti diungkapkan.
Ø James A.Baley dan David A.Field
(2001; dalam Freeman, 2001)
Menekankan bahwa pendidikan fisikal yang dimaksud
adalah aktivitas jasmani yang membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh. Lebih
lanjut kedua ahli ini menyebutkan bahwa: ‘Pendidikan jasmani adalah suatu
proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuscular,
intelektual, sosial, kultural, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari
proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani.’ Aktivitas jasmani yang dipilih
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dan kapabilitas siswa. Aktivitas
fisikal yang dipilih ditekankan pada berbagai aktivitas jasmani yang wajar, aktivitas
jasmani yang membutuhkan sedikit usaha sebagai aktivitas rekreasi dan atau
aktivitas jasmani yang sangat membutuhkan upaya keras seperti untuk kegiatan
olahraga kepelatihan atau prestasi. Pendidikan jasmani memusatkan diri pada
semua bentuk kegiatan aktivitas jasmani yang mengaktifkan otot-otot besar
(gross motorik), memusatkan diri pada gerak fisikal dalam permainan, olahraga,
dan fungsi dasar tubuh manusia.
Ø Freeman (2001:5)
Menyatakan pendidikan jasmani dapat dikategorikan ke
dalam tiga kelompok bagian, yaitu:
Pendidikan jasmani dilaksanakan melalui media
fisikal, yaitu: beberapa aktivitas fisikal atau beberapa tipe gerakan tubuh.
Aktivitas jasmani meskipun tidak selalu, tetapi secara umum mencakup berbagai
aktivitas gross motorik dan keterampilan yang tidak selalu harus didapat
perbedaan yang mencolok. Meskipun para siswa mendapat keuntungan dari proses
aktivitas fisikal ini, tetapi keuntungan bagi siswa tidak selalu harus berupa
fisikal, non-fisikal pun bisa diraih seperti: perkembangan intelektual, sosial,
dan estetika, seperti juga perkembangan kognitif dan afektif. Secara utuh,
pemahaman yang harus ditangkap adalah: pendidikan jasmani menggunakan media
fisikal untuk mengembangkan kesejahteraan total setiap orang. Karakteristik
pendidikan jasmani seperti ini tidak terdapat pada mata pelajaran lain, karena
hasil kependidikan dari pengalaman belajar fisikal tidak terbatas hanya pada
perkembangan tubuh saja. Konteks melalui aktivitas jasmani yang dimaksud adalah
konteks yang utuh menyangkut semua dimensi tentang manusia, seperti halnya
hubungan tubuh dan pikiran. Tentu, pendidikan jasmani tidak hanya menyebabkan
seseorang terdidik fisiknya, tetapi juga semua aspek yang terkait dengan
kesejahteraan total manusia, seperti yang dimaksud dengan konsep “kebugaran
jasmani sepanjang hayat”. Seperti diketahui, dimensi hubungan tubuh dan pikiran
menekankan pada tiga domain pendidikan, yaitu: psikomotor, afektif, dan
kognitif. Beberapa ahli dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga,
Ø Syer & Connolly (1984); Clancy
(2006); Begley (2007),
Menyebutkan hal senada bahwa “tubuh adalah tempat
bersemayamnya pikiran.” Ada unsur kesatuan pemahaman antara tubuh dengan
pikiran.
Kesatuan Unsur Tubuh dan Pikiran Salah satu masalah
besar, untuk selama bertahun-tahun lamanya seolah tidak akan pernah tuntas,
adalah perdebatan antara intelektual dan jasmani. Kepercayaan banyak orang
adalah bahwa tubuh terpisah dari pikiran, yang kemudian memunculkan pemahaman
"dualisme" dan cenderung mengarah pada pikiran adalah sesuatu yang
diutamakan, sementara tubuh adalah sesuatu yang inferior. Sebagai contoh,
sering didapatkan pada rohaniawan yang mengutamakan pada kesempurnaan pikiran,
daripada kesejahteraan fisiknya. Bahkan sampai pada keyakinan bahwa pikiran
berada di atas unsur tubuh, dan mengendalikan semua sistem tubuh yang ada.
Sebaliknya, ada juga filosofi yang menyebutkan bahwa tubuh dan pikiran bersatu,
yang kemudian dikenal sebagai aliran pemahaman holism, suatu kesatuan antara
tubuh dan pikiran. Keyakinan ini dapat dengan mudah dikenali, seperti yang
sering didengar sebuah semboyan Orandum est ute sit men sana in corpore sano
atau seperti: a sound mind in a sound body (Krecthmar, 2005:51). Moto seperti
ini, sering dijadikan rujukan dalam setiap pelaksanaan pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani memanfaatkan aktivitas jasmani untuk mengembangkan aspek
tubuh dan pikiran, dan bahkan aspek spiritual. Hal ini pun menjadi fokus
orientasi utama dalam pengembangan aktivitas jasmani sebagai upaya pengembangan
utuh-manusia.Pertanyaan utama yang patut dimunculkan adalah apakah benar
keyakinan terhadap kesatuan tubuh dan pikiran? Pada kenyataannya di masyarakat
sering ditemukan keyakinan bahwa tubuh dan pikiran berada pada sifat dualism.
Sesungguhnya, pendidikan jasmani mencoba membuktikan dan meyakinkan setiap
orang bahwa tubuh dan pikiran berpadu menjadi satu kesatuan dalam konsep
holism, meskipun pikiran berada di atas kedudukan tubuh. Inilah bukti bahwa
perdebatan itu akan senantiasa muncul sebagai akibat adanya dinamika dalam
pemikiran. Pendapat yang bijak dapat dimunculkan ketika mencoba memposisikan
diri pada pemikiran netral, bijak dalam memposisikan masing-masing pendapat,
pikiran mengendalikan tubuh, tetapi tubuh pun dapat memberikan informasi dan
mempengaruhi pikiran. Pembenaran akan dapat diterima ketika apa yang terjadi
sesuai dengan landasan teoritisnya. Tetapi, teori dapat diterima ketika sejalan
dengan apa yang terjadi.
Ø Menurut
WHO
Pendidikan Jasmani adalah kegiatan
jasmani yang diselenggarakan untuk menjadi media bagi kegiatan pendidikan.
Pendidikan adalah kegiatan yang merupakan proses untuk mengembangkan kemampuan
dan sikap rohaniah yang meliputi aspek mental, intelektual dan bahkan
spiritual. Sebagai bagian dari kegiatan pendidikan, maka pendidikan jasmani
merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera Rohani (melalui kegiatan
jasmani), yang dalam lingkup sehat WHO berarti sehat rohani.
Ø Kesimpuan
Zandra Dwanita Widodo
dari seluruh tokoh pendidikan tentang arti dari pendidikan jasmani, yaitu
pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai bagian integral dari suatu proses
pendidikan secara keseluruhan, melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif,
sosial, dan emosional melalui kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh
rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
E. Definisi
Pendidikan Olahraga menurut Tokoh-tokoh Pendidikan
Berikut
pengertian pendidikan olahraga menurut ahli :
Ø Webster’s New Collegiate Dictonary (1980)
Olahraga yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan,
dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic
games di Amerika Serikat)
Ø Renstrom & Roux 1988, dalam
A.S.Watson,Children in Sport dalam Bloomfield,J, Fricker P.A. and Fitch,K.D.,
1992) Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana
untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak
(meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, Olahraga merupakan
kebutuhan hidup yang sifatnya periodik; artinya Olahraga sebagai alat untuk
memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga merupakan
alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial.
Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional
dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan
lingkungannya nyata lebih unggul pada siswa-siswa yang aktif mengikuti kegiatan
Penjas-Or dari pada siswa-siswa yang tidak aktif mengikuti Penjas-Or .
Ø
World Conference On Education
and Sports for Culture of Peace (I0C, Juli 1999), menyebutkan bahwa:
i.
Olahraga adalah
suatu sekolah kehidupan dan dapat menjadi sekolah perdamaian.
ii.
Olahraga dapat
membangun jembatan perdamaian di antara orang-orang dan ras.
iii
. Olahraga adalah
hak asasi manusia seperti hak pendidikan, hak untuk identitas
iv.
Olahraga adalah
alat yang baik untuk memperkenalkan kebiasaan dari kehormatan.
Ø
Ensiklopedia Indonesia makna olahraga adalah gerak badan yang dilakukan
oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.
Ø Menpora
Maladi pengertian olahraga yaitu mencakup
segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan
cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan
sebagainya.
Ø
UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai
“setiap aktivitas fisik berupa permainan yang
berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain,
ataupun diri sendiri”.
F.
Pendekatan-Pendekatan Dalam Pembelajaran Penjas
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan
makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya.
Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi
pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik
pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah
tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah
tersebut. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,
di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus
dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan
pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan
langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan
sasaran.
4.
Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha
v Berikut ada
beberapa pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran penjas
Ø Pendekatan
Reflektif
Pendekatan reflektif merupakan pengabungan metode atau model pembelajaran yang biasa juga dikatakan bahwa pendekatan alternatif karena guru dituntut untuk bagaimana mencari atau melihat perbedaan karakter siswa secara keseluruhan.
Pendekatan reflektif juga menekankan kreativitas penumbuhan kondisi pembelajaran yang kondusif melalui penerapan berbagai keterampilan pengajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Guru yang reflektif selalu melakukan penilaian terhadap lingkungan sekitar dalam upaya mengidentifikasi rencana proses pengajarannya.
Praktek pembelajaran reflektif adalah bagian dari proses pembelajaran yang mengatakan bahwa saya menjadi sadar akan pengalaman sebelumnya. Dan pendekatan reflektif juga mendorong peserta didik untuk berfikir kreatif, mempertanyakan sikap dan mendorong kemandirian belajar.
Pendekatan reflektif merupakan pengabungan metode atau model pembelajaran yang biasa juga dikatakan bahwa pendekatan alternatif karena guru dituntut untuk bagaimana mencari atau melihat perbedaan karakter siswa secara keseluruhan.
Pendekatan reflektif juga menekankan kreativitas penumbuhan kondisi pembelajaran yang kondusif melalui penerapan berbagai keterampilan pengajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Guru yang reflektif selalu melakukan penilaian terhadap lingkungan sekitar dalam upaya mengidentifikasi rencana proses pengajarannya.
Praktek pembelajaran reflektif adalah bagian dari proses pembelajaran yang mengatakan bahwa saya menjadi sadar akan pengalaman sebelumnya. Dan pendekatan reflektif juga mendorong peserta didik untuk berfikir kreatif, mempertanyakan sikap dan mendorong kemandirian belajar.
Ø Pendekatan
Modifikasi Olahraga
Pendekatan modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP.” Developentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memerhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu mendorong ke arah perubahan tersebut. Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya.Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani dianggap penting untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. Diharapkan dengan mereka dapat menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang dimodifikasi dan bagaimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan menerangkan beberapa aspek analisis modifikasi. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya.
Pendekatan modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP.” Developentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memerhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu mendorong ke arah perubahan tersebut. Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya.Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani dianggap penting untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. Diharapkan dengan mereka dapat menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang dimodifikasi dan bagaimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan menerangkan beberapa aspek analisis modifikasi. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya.
Ø Pendekatan
Berbasisi Masalah
Pendekatan berbasis masalah merupakan pendekatan yang dimana seorang guru memberikan kesempatan anak untuk berpikir analisis, dan kritis melalui latihan lalu memecahkan masalah yang didapat dan didasarkan pada dunia nyata anak.
Pendekatan berbasis masalah merupakan pendekatan yang dimana seorang guru memberikan kesempatan anak untuk berpikir analisis, dan kritis melalui latihan lalu memecahkan masalah yang didapat dan didasarkan pada dunia nyata anak.
Ø Pendekatan
Inquiry & discovery
Pendekatan ini merupakan proses pembelajaran yang melakukan sendiri (menemukan sendiri) sedangkan Discovery adalah suatu pendekatan yang dimana guru mendorong siswa untuk mengalami dan melakukan percobaan menemukan jati diri berdasarkan pengalaman dalam dunia nyata.
- Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan
- Seluruh aktifitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri.
- Mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian proses mental.
Pendekatan ini merupakan proses pembelajaran yang melakukan sendiri (menemukan sendiri) sedangkan Discovery adalah suatu pendekatan yang dimana guru mendorong siswa untuk mengalami dan melakukan percobaan menemukan jati diri berdasarkan pengalaman dalam dunia nyata.
- Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan
- Seluruh aktifitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri.
- Mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian proses mental.
Ø Pendekatan
Pastisipatorik
Pendekatan ini menuntut guru dimana untuk menjadi fasilitator dan menuntuk guru sebagai:
- Menekankan keterlibatan peserta didik secara penuh.
- Pendidik dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar
- Peserta didik dianjurkan sebagai subjek belajar
- Mendorong tumbuh dan berkembangnya jiwa demokrasi serta kemampuan mengemukakan dan menerima pendapat.
Pendekatan ini menuntut guru dimana untuk menjadi fasilitator dan menuntuk guru sebagai:
- Menekankan keterlibatan peserta didik secara penuh.
- Pendidik dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar
- Peserta didik dianjurkan sebagai subjek belajar
- Mendorong tumbuh dan berkembangnya jiwa demokrasi serta kemampuan mengemukakan dan menerima pendapat.
Ø Pendekatan
Kooperatif
Kooperatif itu adalah merupakan pelaksanaan pembelajaran yang saling berinteraksi satu sama lain dimana pembelajaran tergantung pada ahli dalam kelompok
- Pendekatan kooperatif merupakan pembelajaran secara sadar dan sisitematis yang sili asa. Silih asi dan silih asu. Antara siswa sebagai latihan hidup dalam masyarakat Nyata.
- Ada beberapa tahap dalam model pendekatan kooperatif yaitu Pembentukan, Pengaturan, Perumusan dan Penyerapan
Kooperatif itu adalah merupakan pelaksanaan pembelajaran yang saling berinteraksi satu sama lain dimana pembelajaran tergantung pada ahli dalam kelompok
- Pendekatan kooperatif merupakan pembelajaran secara sadar dan sisitematis yang sili asa. Silih asi dan silih asu. Antara siswa sebagai latihan hidup dalam masyarakat Nyata.
- Ada beberapa tahap dalam model pendekatan kooperatif yaitu Pembentukan, Pengaturan, Perumusan dan Penyerapan
Ø Pendekatan
Berbasis Proyek
Menurut Thomas 2001 Dkk mengatakan bahwa penjaran berbasis proyek atau sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif yang menekankan belajar kontestual melalui kegiatan-kegiatan yang kontes.
Menurut Thomas 2001 Dkk mengatakan bahwa penjaran berbasis proyek atau sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif yang menekankan belajar kontestual melalui kegiatan-kegiatan yang kontes.
Ø Pendekatan
Scaffolding
Pendekatan scaffolding merupakan pembelajaran yang berjenjang dan sistematis dan memungkinkan peserta didik untuk mendapat keterampilan baru atau diluar kemampuannya.
Pendekatan scaffolding merupakan pembelajaran yang berjenjang dan sistematis dan memungkinkan peserta didik untuk mendapat keterampilan baru atau diluar kemampuannya.
Tugas : Individu
Mata
Kuliah :
Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani dan Olahraga
DASAR – DASAR PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DALAM PEMBELAJARAN
NAMA : AMRAN
KELAS : A
PRODI : PENJAS DAN OLAHRAGA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Rating: 4.5
Reviewer: Amrank Berachunk
ItemReviewed: DASAR-DASAR PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA
4 komentar:
saya mau nanya tentang tugas saya...
1.mulai kapan mata pelajaran penjas mulai ada?
2.dimana saja mata pelajaran penjas mulai ada?
alangkah lebih baiknya pendekatan pendekatan dikasih contoh terimakasih
Padet banget tulisannya mas.. setuju sama mas raden bagus, misal dikasih contoh berupa ilustrasi gambar atau Video kayaknya lebih cakep mas.
Jual Kacamata Sport
Slot Machines Online for Real Money | DrmCD
Looking for a gambling experience 영천 출장마사지 like the slots machines 밀양 출장마사지 from your favorite Slot machines can 공주 출장샵 be found in casinos in Maryland or elsewhere in 🏆 Best Casino Online: Sugar House🎁 Bonus: 세종특별자치 출장안마 100% match up to $500🏆 Best Payout Casino: Mohegan 경기도 출장샵 Sun
Posting Komentar